Minyak Goreng Mati Tertimbun

“Mau masak sayur pakai apa Bu, wong Minyak Goreng gak ada, jadi ya gak jadi nyayur lah,”.
Penggalan percakapan ini terjadi antara anak dengan ibu nya, pada sore hari, yang akan memasak untuk makan malam di keluarga mereka. Kalau selama ini hal tersebut tidak pernah terjadi, sebab keluarga gak peduli dengan naiknya minyak goreng yang penting minyak goreng itu ada di pasaran.
Akhirnya percakapan itu mengganggu pikiranku yang sedang nikmati secangkir kopi pahit.
Aku dan masyarakat juga merasa keheranan, semenjak pemerintah mengumumkan harga minyak goreng kemasan Sebesar Rp. 14 ribu/ liternya, langsung keberadaan minyak goreng tersebut hilang dari peredaran, baik di pasar tradisional, swalayan, supermarket, maupun warung – warung kecil di masyarakat.

Lah ini kan aneh, kalau selama ini banyak yang nuding bahwa pemerintah Pusat maupun daerah dikategorikan menyengsarakan masyarakatnya, terbukti sekarang ini yang membuat ulah justru para pelaku usaha itu sendiri, mereka tidak menerima penurunan harga minyak goreng, karena mereka rugi, pikir ku.
Atau menurut teman ku yang lagi pulang mancing dan membawa hasil pancingannya menyahut tanpa menoleh kearah ku,” alah ngono aja koq dipikir to om, kita ini cuma kawula alit yang gak bisa ikut sumbangsih pikiran, tapi jangan – jangan ada permainan politik ini, katanya sambil terus berjalan meninggalkan diri ku, yang semakin bingung mendengar ceplosannya.

Apa kaitannya ?, Kalau politik ekonomi mungkin ada, sebab semakin langkanya barang dipasaran maka harganya akan semakin tinggi, tapi kalau politik negara ?….. Ahhh gak tahu lah, biar mereka yang pusing mikirin dunia.
“Tuh lah om kalau dah tua, maka daya pikirnya juga dah terbatas,” sela salah satu ponakan ku sambil menyingkirkan cangkir kopi.
“Nah ini apalagi, koq aku dibilang dah tua, tapi walau tua tapi belum pikun lho,” pikir ku.
Lah saya ini cuma berpikir untuk berupaya mendapatkan minyak goreng, mau curah ya tidak apa – apa, syukur bisa yang kemasan, dan malam ini aku bisa makan, dengan lauk tempe dan tahu goreng.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *